Friday, August 05, 2005

Hari ke 4: DICIPTAKAN UNTUK KEKEKALAN

Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.
[Pengkhotbah 3:11]

Tentu Allah tidak akan menciptakan makhluk seperti manusia hanya untuk hidup sehari! Tidak, tidak, manusia diciptakan untuk kekekalan.
Abraham Lincoln


Kehidupan ini bukan hanya yang ada sekarang.
kehidupan di bumi hanyalah gladi bersih sebelum pelaksanaan yang sesungguhnya. Anda akan menghabiskan jauh lebih banyak waktu di sisi lain dari sesusah kematian, yaitu di dalam kekekalan, daripada waktu di bumi ini. Bumi adalah daerah persiapan, pra-sekolah, uji coba bagi kehidupan anda di kekekalan. Inilah masa latihan sebelum permainan yang sesungguhnya; putaran pemanasan sebelum pertandingan dimulai. Kehidupan ini adalah persiapan untuk menghadapi kehidupan berikutnya.

Anda bisa hidup paling tinggi seratus tahun di bumi, tetapi anda akan hidup selamanya di kekekalan. Waktu anda di bumi, seperti yang dikatakan oleh Sir Thomas Browne, "hanyalah tanda kurung kecil di dalam kekekalan." Anda diciptakan untuk hidup selama-lamanya.

Alkitab berkata, "Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka." Anda memiliki suatu naluri bawaan yang merindukan kekekalan. Ini karena Allah merancang anda, menurut gambar-Nya, untuk hidup kekal. Sekalipun kita tahu bahwa semua orang akhirnya meninggal, kematian selalu terasa tidak wajar dan tidak adil. Alasannya mengapa kita merasa bahwa seharusnya kita hidup selamanya adalah karena Allah melengkapi otak kita dengan keinginan tersebut!

Suatu hari jantung anda akan berhenti berdetak. Ini akan merupakan akhir tubuh anda dan waktu anda di bumi, tetapi tidak akan merupakan akhir dari diri anda. Tubuh duniawi anda hanyalah kediaman sementara bagi roh anda. Alkitab menyebut tubuh duniawi anda suatu "kemah," tetapi menunjuk kepada tubuh masa depan anda sebagai sebuah "rumah." Alkitab berkata, "Jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia."

Sementara kehidupan di bumi menawarkan banyak pilihan, kekekalan menawarkan hanya dua pilihan: surga atau neraka. Hubungan anda dengan Allah di bumi akan menentukan hubungan anda dengan-Nya di dalam kekekalan. Jika anda belajar untuk mengasihi dan mempercayai Anak Allah, Yesus, anda akan diundang untuk menghabiskan kekekalan anda bersama dengan Dia. Sebaliknya, jika anda menolak kasih, pengampunan, dan keselamatan-Nya, Anda akan menghabiskan kekekalan anda terpisah dari Allah selamanya.

C.S. Lewis berkata, "Ada dua macam orang: yaitu orang-orang yang berkata kepada Allah 'Jadilah kehendak-Mu' dan orang-orang yang kepada mereka Allah berkata, "Baiklah kalau begitu, pilihlah sesuai keinginanmu." Tragisnya, banyak orang harus menjalani kekekalan tanpa Allah karena mereka memilih untuk hidup tanpa Dia di muka bumi ini.

Apabila anda sepenuhnya memahami bahwa kehidupan ini bukan sekadar yang ada sekarang, dan anda memahami bahwa kehidupan hanyalah persiapan untuk menghadapi kekekalan, anda akan mulai hidup dengan berbeda. Anda akan mulai hidup dalam terang kekekalan, dan itu akan mewarnai cara anda menangani semua hubungan, tugas, dan keadaan. Tiba-tiba banyak kegiatan, sasaran, dan bahkan masalah yang tampak begitu penting akan kelihatan tidak penting, kecil, dan tidak layak mendapatkan perhatian anda. Semakin dekat anda hidup dengan Allah, semakin kecil kelihatannya segala sesuatu yang lain.

Ketika anda hidup dengan mempertimbangkan kekekalan, nilai-nilai anda berubah. Anda menggunakan waktu dan uang anda secara lebih bijak. Anda menghargai lebih tinggi pada hubungan dan karakter daripada kepopuleran atau kekayaan atau prestasi atau bahkan kesenangan. Prioritas-prioritas anda ditata ulang. Soal mengikuti trend, model pakaian, dan nilai-nilai populer tidaklah penting lagi. Paulus berkata, "Aku pernah menganggap semua hal ini sangat penting, tetapi sekarang aku menganggap semua itu tidak berharga karena apa yang telah Kristus lakukan."

Jika waktu anda di dunia saja yang merupakan kehidupan anda, saya akan menganjurkan agar anda segera menikmati hidup anda sepuas-puasnya. Anda bisa mengabaikan soal bersikap baik dan etis, dan anda tidak perlu khawatir tentang segala akibat dari tindakan anda. Anda bisa menuruti keinginan hati untuk hidup dengan mementingkan diri secara mutlak karena tindakan-tindakan anda tidak akan memiliki akibat jangka panjang. Tetapi, dan inilah yang mempengaruhi keadaan, kematian bukanlah akhir dari diri anda! Kematian bukanlah akhir hidup anda, tetapi merupakan perpindahan anda menuju kekekalan, karena itu ada akibat-akibat kekal untuk segala sesuatu yang anda lakukan di dunia. Setiap tindakan dalam hidup kita memberi pengaruh untuk kehidupan kita dalam kekekalan.

Aspek yang paling merusak dari kehidupan zaman sekarang adalah cara berpikir untuk jangka pendek. Untuk memanfaatkan kehidupan anda sebaik mungkin, anda harus memelihara visi kekekalan terus menerus di dalam benak anda dan nilai kekekalan itu di dalam hati anda. Kehidupan sama sekali bukan hanya yang dijalani sekarang! Sekarang ini adalah puncak yang kelihatan dari gunung es. Kekekalan adalah semua sisa gunung es yang tidak anda lihat dibawah permukaan.

Seperti apakah keadaannya kelak di dalam kekekalan bersama Allah? Terus terang, kemampuan otak kita tidak bisa menghadapi keajaiban dan kehebatan sorga. Itu sama seperti mencoba menggambarkan internet kepada seekor semut. Tidak ada gunanya. Belum ditemukan kata-kata yang mungkin bisa menyampaikan pengalaman kekekalan. Alkitab berkata, "Tidak seorang manusiapun pernah melihat, mendengar ataupun membayangkan hal-hal indah yang disediakan Allah bagi orang yang mengasihi Dia."

Namun, Allah telah telah memberikan kepada kita penglihatan sekilas tentang kekekalan di dalam Firman-Nya. Kita mengetahui bahwa saat ini juga Allah sedang mempersiapkan sebuah rumah kekal bagi kita. Di surga kita akan dipersatukan kembali dengan saudara-saudara kita yang adalah orang-orang percaya, dibebaskan dari segala penderitaan dan kesusahan, diberi upah atas kesetiaan kita di bumi, dan ditugaskan kembali untuk melakukan pekerjaan yang akan senang kita lakukan. Kita bukan akan berbaring di awan-awan dengan makhota dengan memainkan harpa! Kita akan menikmati hubungan yang tidak pernah putus dengan Allah, dan Dia akan memiliki kita untuk selama-lamanya. Suatu hari Yesus akan berkata, "Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan."

Allah memiliki suatu tujuan bagi kehidupan anda di dunia, tetapi itu tidak berakhir di sini. Rencana-Nya mencakup jauh lebih banyak daripada beberapa dekade yang akan anda habiskan di planet ini. Itu bukan sekadar "kesempatan seumur hidup"; Allah memberi anda suatu kesempatan yang jauh melebihi umur hidup anda. Alkitab berkata, "Rencana Tuhan tetap selama-lamanya, tujuan-tujuan-Nya kekal."

Satu-satunya waktu di mana sebagian besar orang berpikir tentang kekekalan adalah pada saat pemakaman, dan waktu itu pemikiran tersebut sering hanya bersifat dangkal, dan sentimental, yang didasarkan pada ketidaktahuan. Anda mungkin merasa tidak wajar kalau orang memikirkan kematian, tetapi sebenarnya tidak sehat kalau orang hidup dengan menolak kematian dan tidak memikirkan hal yang tidak mungkin dielakkan. Hanya orang bodoh yang akan menjalani kehidupan tanpa bersiap-siap menghadapi apa yang kita semua tahu akan menjadi akhirnya. Anda perlu berpikir lebih banyak tentang kekekalan, jangan lebih sedikit.

Sama seperti kesembilan bulan yang anda habiskan di dalam rahim ibu anda bukanlah suatu akhir tetapi persiapan untuk menghadapi kehidupan, demikian juga kehidupan ini merupakan persiapan untuk menghadapi kehidupan berikutnya. Jika anda memiliki suatu hubungan dengan Allah melalui Yesus, anda tidak perlu takut akan kematian. Itulah pintu menuju kekekalan. Kematian akan menjadi jam terakhir dari waktu anda di bumi, tetapi bukan akhir dari diri anda. Bukannya merupakan akhir dari kehidupan anda, kematian justru merupakan hari kelahiran anda ke dalam kehidupan kekal. Alkitab berkata, "Sebab dunia ini bukanlah tempat tinggal kita; dengan penuh pengharapan kita menantikan tempat tinggal kita yang kekal di surga."

Dibandingkan dengan kekekalan, waktu kita di bumi hanyalah sekejap mata, tetapi akibatnya akan kekal. Perbuatan-perbuatan dalam kehidupan ini menentukan nasib dalam kehidupan berikutnya. Kita seharusnya "Sadar bahwa selama kita masih hidup di dunia ini selama itu pula kami jauh dari surga, tempat Yesus berada." Bertahun-tahun lalu sebuah slogan populer mendorong orang-orang untuk hidup setiap hari seperti "hari petama dari sisa hidup anda." Sesungguhnya, akan lebih bijak untuk hidup setiap hari seolah-olah hari ini adalah hari terakhir kehidupan anda. Matthew Henry berkata, "Seharusnya setiap hari kita bersiap-siap untuk menghadapi hari terakhir kita."

1 comment:

TG said...

Hi there.. I invite you to join discussion on www.the-outcasts.com about purposedrivenlife, and also at my blog.

bless ya